Mamak, apa kabar Mamak di sana?
Besar harapan Fajri Mamak
sedang tersenyum bahagia, senyuman lebar Mamak
yang unik dan selalu menentramkan hati itu. Fajri sehat Mak, semakin hari semakin subur saja badan ini. Terkadang minder
juga, tapi yang penting sehat kan ya, Mak?
Bulan kemarin kuliah S1 Fajri di negeri seberang sudah selesai, Mak. Anak bungsu Mamak ini sebentar lagi akan diwisuda dan menjadi sarjana. Nilai
Fajri juga bagus-bagus Mak, salah
satu yang terbaik di angkatan kami. Kalau Mamak
lihat, pasti Mamak langsung
menghadiahi Fajri uang jajan tambahan seperti biasanya dulu. Fajri ingin berburu
beasiswa lagi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mohon doa dan
restunya ya, Mak.
Oh iya, Baba’ tanggal 12
Maret kemarin berulang tahun yg ke-63, Mak.
Syukur Alhamdulillah, kesehatan
beliau semakin hari semakin membaik. Hanya saja, keras kepala dan sikap dingin nya
itu loh Mak, semakin menjadi. Tidak jarang kami beradu pendapat sampai mata
merah. Tapi Mamak jangan khawatir,
Fajri akan berusaha menjaga dan merawat beliau sampai kapanpun. Mamak tahu sendiri lah betapa sayangnya
Fajri sama Baba’.
Ayuk Maya, anak sulung Mamak yang tidak kalah galaknya dari Mamak juga sudah kembali menetap di
Indonesia bersama keluarga kecilnya. Bang Budi, suaminya, sudah menyelesaikan studi masternya di Australian National University dengan sukses. Cucu-cucu Mamak, Al Fatih dan Aisyah, sudah akan
mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Bukan main lucunya dua bocah itu, Mak. Sungguh pandai mulut mereka
berceloteh dalam Bahasa Inggris.
Tahu tidak, Mak, bukan main
rezeki dari Tuhan untuk anak Mamak satu
ini beberapa tahun belakangan. Sudah Fajri jelajahi berbagai negara di dunia
ini dengan usaha keras Fajri sendiri. Seperti mimpi rasanya, Mak, bisa mendapat banyak beasiswa untuk
mewakili kampung dan negara kita tercinta dalam kegiatan-kegiatan berkelas dunia
serta bertemu orang-orang luar biasa. Bangga kan Mamak sama Fajri, Mak? Semoga
saja Fajri bisa terus semangat dalam mengukir prestasi dan tidak besar kepala
ya, Mak.
Mamak jangan khawatir disana
ya, Mak. Walaupun Fajri sekarang
tinggal dirumah kita seorang diri, tapi Fajri dikelilingi sahabat-sahabat yang luar
biasa baiknya. Yuk Nap, pengasuh Fajri sejak kecil yang
juga orang kepercayaan Mamak, juga
masih setia berletih-letih membantu semua keperluan Fajri disini. Sungguh mulia hati beliau, Mak. Dalam hati Fajri berjanji, nanti
kalau Fajri sudah sukses, ingin Fajri berangkatkan beliau ke tanah suci, Mak.
Fajri sekarang sudah lumayan mandiri dan tidak cengeng lagi, Mak. Tapi masih sering ceroboh, boros, sholat
masih sering bolos dan membaca Al Qur’an pun sudah jarang. Maafkan Fajri ya, Mak.
Fajri janji akan terus berusaha keras untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi anak
kebanggaan Mamak yang hebat.
Tadi pagi, Fajri dan Yuk Nap berziarah
mengunjungi pusara Mamak dan Bang Fauzan. Fajri bacakan surat Yaasin
agar Mamak dan Abang tenang disisi-Nya. Fajri taburkan bunga-bunga penuh warna
diatas tanah pemakaman yang basah oleh hujan. Biar cantik dan senantiasa wangi.
Mamak, sudah seharian ini entah
kenapa Fajri rindu sekali sama Mamak.
Tidak biasanya mata ini tak kuasa untuk berhenti meneteskan air mata mengenang
keindahan sosok Mamak.
No comments:
Post a Comment