Thursday, May 9

"Doa untuk Maya"


Namanya Maya Uspasari dan tulisan ini bukanlah sebuah cerpen ataupun surat cinta.

Maya adalah seorang wanita penuh akurasi dan presisi yang terkadang agak sulit mengendalikan emosi. Meskipun dianugerahi kecantikan hati dan fisik diatas rata-rata oleh Tuhan, arogansi tidak pernah ada dalam kamusnya. Ia terlatih untuk selalu menjunjung tinggi independensi dan mengedepankan transparansi sejak kecil. Tipikal anak sulung.

Jarak umur kami sepuluh tahun. Kami tumbuh dirumah yang sama, dibesarkan oleh orang-orang hebat yang sama. Bedanya, aku tumbuh sebagai bungsu yang selalu mengincar superioritas sedangkan ia tumbuh sebagai sulung yang seringkali terpaksa menjadi inferior demi adik-adiknya.

Physical features kami begitu serupa. Tak jarang orang-orang berasumsi bahwa aku ini versi laki-lakinya dan dia adalah versi perempuanku. Aku memanggilnya Ayuk, panggilan paling mainstream untuk kakak perempuan di kampung kami dan beberapa daerah di southern Sumatra.

Ya, Maya terlahir sebagai kakak sulung dan saudara perempuanku satu-satunya. Perempuan kurang beruntung yang sudah terjebak diduniaku selama lebih dari 20 tahun. Kasihan. (Hahaha)

Entah tanpa disadarinya atau tidak, ia selalu menjadi role model bagi dua adik laki-lakinya. Dari hal yang paling superfisial seperti gaya tersenyum, tulisan tangan, sense of humor, sikap sewaktu membaca, dan memandang lawan bicara sampai hal-hal yang sangat profound seperti cara menyelesaikan masalah, mengutarakan argumentasi, dan mendemonstrasikan afeksi terhadap orang-orang yang dicintainya. Mungkin tanpa mencontoh tingkah polahnya, aku sekarang masih akan menjadi seorang introvert yang bahkan tidak punya nyali untuk sekedar bersosialisasi dengan sepupu-sepupu terdekat.

Kedekatan kami sangat eksesif. Waktu kecil, aku tidak bisa berhenti menangis berhari-hari dipelukan ibu saat ia harus meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan studinya. Aku merasa sangat cemburu saat ia menemukan pendamping hidupnya dan mengakhiri masa lajangnya. Aku menangis bahagia sembunyi-sembunyi saat ia dianugerahi Allah anak pertamanya. Aku tidak bisa tidur waktu ia dan kedua keponakan kecilku harus menempuh perjalanan berjam-jam, menyusul suaminya yang diberi kesempatan untuk berguru ke negeri kangguru. Entah bertepuk sebelah tangan atau tidak, tapi kecintaanku terhadap wanita satu ini levelnya infinity. Limitless. Tak terbatas, tak mengenal horizon.

Seperti saudara-saudara kandung pada umumnya, we don't always wear the same shoes and travel in the same boat. Kami berselisih paham. Kami bertengkar. Menurutku ia terkadang terlalu berpihak pada spontanitas, menurutnya aku berusaha terlalu keras untuk menjadi seorang visioner. Menurutku sikap dan pola pikirnya terkadang kelewat konservatif, menurutnya aku seringkali salah dalam menginterpretasi dan mengimplementasi istilah liberalism dan open-mindedness. Menurutku ia kadang kurang sensitif, menurutnya tingkat sensitifitasku sering diatas kewajaran.

Tapi untungnya, kami selalu berhasil menemukan cara mediasi yang tepat saat emotional disputes tersebut mulai naik ke permukaan. Mungkin karena kami berdua sangat paham bahwa being siblings maknanya tidak jauh berbeda dengan interdependensi emosional. Kami akan selalu saling membutuhkan dan mencintai satu sama lain sampai kapanpun. Sejak kepergian Ibu, Maya selalu menempati posisi teratas dalam daftar VVIW (Very Very Important Woman) di hidupku.

Hari ini Maya genap berumur 32 tahun dan tulisan ini sebenarnya sudah rampung sejak pekan lalu.

Doa-doa indah untuknya kukirim setiap hari kepadaNya. Semoga Maya tambah cantik hati dan parasnya, semoga ia  dan keluarga kecilnya senantiasa diberi kemudahan serta kemurahan rezeki, semoga impian-impiannya dalam hidup bisa segera tercapai, semoga keras kepala dan nafsu makannya cepat berkurang, dll. Namun, di hari spesialnya ini, aku hanya mengirimkan satu doa untuk Maya kepada Tuhan. Satu doa yang kukirim dengan intensitas yang lebih tinggi dari biasanya.

"Semoga dalam rentang waktu satu tahun kedepan, sosok Maya dalam hidupku dan ayahku tidak akan berubah sama sekali. Senantiasa indah dan sederhana seperti sekarang. Semoga dengan jarak dan waktu yang memisahkan kami, batin kami akan selalu dekat  dan semakin merapat"

As simple as that. 


Selamat Ulang Tahun, YukI love you so much!

2 comments:

  1. Huhuhu....kok ayuk malah yg terharuu og...pa lagi yuk maya.....ckckckck....

    ReplyDelete
  2. Weeew melankolis ge ayuk ne hahaha ayuk kami ge lom tentu terharu -__-

    ReplyDelete