Friday, March 28

"Apa Kabar Mamak di Sana?" (Sebuah Surat)


Mamak, apa kabar Mamak di sana?

Besar harapan Fajri Mamak sedang tersenyum bahagia, senyuman lebar Mamak yang unik dan selalu menentramkan hati itu. Fajri sehat Mak, semakin hari semakin subur saja badan ini. Terkadang minder juga, tapi yang penting sehat kan ya, Mak?

Bulan kemarin kuliah S1 Fajri di negeri seberang sudah selesai, Mak. Anak bungsu Mamak ini sebentar lagi akan diwisuda dan menjadi sarjana. Nilai Fajri juga bagus-bagus Mak, salah satu yang terbaik di angkatan kami. Kalau Mamak lihat, pasti Mamak langsung menghadiahi Fajri uang jajan tambahan seperti biasanya dulu. Fajri ingin berburu beasiswa lagi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mohon doa dan restunya ya, Mak.

Oh iya, Baba’ tanggal 12 Maret kemarin berulang tahun yg ke-63, Mak. Syukur Alhamdulillah, kesehatan beliau semakin hari semakin membaik. Hanya saja, keras kepala dan sikap dingin nya itu loh Mak, semakin menjadi. Tidak jarang kami beradu pendapat sampai mata merah. Tapi Mamak jangan khawatir, Fajri akan berusaha menjaga dan merawat beliau sampai kapanpun. Mamak tahu sendiri lah betapa sayangnya Fajri sama Baba’.

Ayuk Maya, anak sulung Mamak yang tidak kalah galaknya dari Mamak juga sudah kembali menetap di Indonesia bersama keluarga kecilnya. Bang Budi, suaminya, sudah menyelesaikan studi masternya di Australian National University dengan sukses. Cucu-cucu Mamak, Al Fatih dan Aisyah, sudah akan mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Bukan main lucunya dua bocah itu, Mak. Sungguh pandai mulut mereka berceloteh dalam Bahasa Inggris.

Tahu tidak, Mak, bukan main rezeki dari Tuhan untuk anak Mamak satu ini beberapa tahun belakangan. Sudah Fajri jelajahi berbagai negara di dunia ini dengan usaha keras Fajri sendiri. Seperti mimpi rasanya, Mak, bisa mendapat banyak beasiswa untuk mewakili kampung dan negara kita tercinta dalam kegiatan-kegiatan berkelas dunia serta bertemu orang-orang luar biasa. Bangga kan Mamak sama Fajri, Mak? Semoga saja Fajri bisa terus semangat dalam mengukir prestasi dan tidak besar kepala ya, Mak.

Mamak jangan khawatir disana ya, Mak. Walaupun Fajri sekarang tinggal dirumah kita seorang diri, tapi Fajri dikelilingi sahabat-sahabat yang luar biasa baiknya. Yuk Nap, pengasuh Fajri sejak kecil yang juga orang kepercayaan Mamak, juga masih setia berletih-letih membantu semua keperluan Fajri disini. Sungguh mulia hati beliau, Mak. Dalam hati Fajri berjanji, nanti kalau Fajri sudah sukses, ingin Fajri berangkatkan beliau ke tanah suci, Mak.

Fajri sekarang sudah lumayan mandiri dan tidak cengeng lagi, Mak. Tapi masih sering ceroboh, boros, sholat masih sering bolos dan membaca Al Qur’an pun sudah jarang. Maafkan Fajri ya, Mak. Fajri janji akan terus berusaha keras untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi anak kebanggaan Mamak yang hebat.

Tadi pagi, Fajri dan Yuk Nap berziarah mengunjungi pusara Mamak dan Bang Fauzan. Fajri bacakan surat Yaasin agar Mamak dan Abang tenang disisi-Nya. Fajri taburkan bunga-bunga penuh warna diatas tanah pemakaman yang basah oleh hujan. Biar cantik dan senantiasa wangi.

Mamak, sudah seharian ini entah kenapa Fajri rindu sekali sama Mamak. Tidak biasanya mata ini tak kuasa untuk berhenti meneteskan air mata mengenang keindahan sosok Mamak.

Mamak, apa kabar Mamak di sana?

No comments:

Post a Comment